Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam di seluruh dunia memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tahun 2025 ini, Maulid Nabi kembali menjadi momentum penting, bukan sekadar seremonial perayaan, melainkan ruang refleksi mendalam atas jejak perjuangan Rasulullah dalam membangun peradaban yang bermartabat.

Pertama, Maulid Nabi mengingatkan kita pada sosok Rasulullah sebagai uswah hasanah (teladan terbaik). Di tengah kondisi bangsa yang masih berjuang melawan berbagai krisis—mulai dari degradasi moral, perpecahan sosial, hingga tantangan globalisasi—akhlak Nabi hadir sebagai jawaban. Kesabaran beliau menghadapi penolakan, ketegasan dalam menegakkan keadilan, dan kelembutan dalam berinteraksi menjadi nilai yang relevan untuk kita hidupi hari ini.

Kedua, Maulid Nabi seharusnya menginspirasi umat Islam untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa. Rasulullah tidak hanya mengajarkan ibadah ritual, tetapi juga menekankan pentingnya kejujuran, etos kerja, solidaritas, dan kepedulian sosial. Jika nilai-nilai ini benar-benar dihidupkan, umat Islam akan tampil sebagai kekuatan moral sekaligus motor penggerak kemajuan bangsa Indonesia.

Ketiga, peringatan Maulid Nabi menjadi ruang bagi generasi muda untuk memperkuat identitas keislaman yang rahmatan lil ‘alamin. Remaja Muslim, khususnya para pelajar, harus mampu mengambil spirit kepemimpinan Rasulullah yang berorientasi pada kebermanfaatan, bukan sekadar popularitas. Pendidikan akhlak, literasi digital, serta kesadaran sosial harus dipadukan agar lahir generasi yang berilmu sekaligus berakhlak mulia.

Pada akhirnya, Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 adalah pengingat bahwa merayakan kelahiran beliau bukan hanya dengan untaian doa dan lantunan shalawat, tetapi dengan kesungguhan meneladani akhlak dan menebarkan kebaikan di setiap lini kehidupan. Dari rumah, sekolah, hingga ruang publik, umat Islam harus mampu menunjukkan bahwa warisan Nabi bukan hanya sejarah, melainkan jalan hidup yang membawa cahaya.